Ia hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang. Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan pantatnya. “Ya nggak usah dibuka” ujarku, “Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai punyaku”, bujukku. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh burungku ke tempatnya yang terindah.Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya sambil pantatku kugerakkan naik turun. Tak lama kemudian cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya. Istriku akhirnya tahu kalau maksudku yang utama hanyalah ingin ‘berkenalan’ dengannya. Sekilas cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna sekelilingnya.Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik, putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya. Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya.
>