Akhir minggu itu memang hari-hari terakhir menjelang libur panjang akhir tahun, sehingga seluruh teman-teman kostnya telah pulang ke daerah asal mereka masing-masing. Kepala Eksanti berputar-putar seperti seorang olahragawan sedang warming up, karena bibirku menjalari lehernya, mengendus-endus tengkuknya lagi, membuat Eksanti kegelian.Tiba-tiba aku membalikkan tubuh Eksanti, membuat ia menjerit kaget. Oocch.., geli sekali rasa puncak-puncak payudara Eksanti, membuat tubuhnya bergetar pelan. Tanganku merayap ke bawah, menyingkap rok yang dikenakan Eksanti. acchh.. Belahan itu lah yang segera aku ciumi, akut telusuri dengan lidahku, membuat Eksanti merintih nikmat dan memperlebar kangkangannya. Mulutnya menganga dengan suara-suara tertahan seperti orang tercekik. Cuma bergerak-gerak sedikit saja. Tetapi dalam hatinya, ia berkata lain, dan berharap aku tidak segera mengakhirinya.Aku memang tidak berhenti. Kain tipis yang dipakai sebagai rok itu, tak mampu melindungi cahaya menerawang, memperlihatkan bayangan dua paha yang mulus.
>