Hmm Aya pikirku. Kupandangi payudaranya yang putih dan padat dengan warna coklat terang di sekitar putingnya. “Ben kubikinkan minum ya?” sambil berdiri ke arah dapur. Kembali kuputar dimmer untuk menerangi ruang tamu. tidak enak di liat securiti perumahan,” katanya. Lalu kutopang badanku dengan tanganku. Tapi celana dalam itu sangat mengganggu. Melas? Aya terkesiap. Ah ada rasa terkhianati memenuhi kerongkonganku. Aku melihat gerakan payudaranya yang memutar seirama dengan gerakanku. aku pulang dulu ya?” kataku sambil berjalan ke arah pintu.“Ben..” panggilnya lirih. Lalu kutopang badanku dengan tanganku. Lalu kuhentikan dan aku berdiri sejenak. Ah, putih sekali, dengan tinggi 165 cm berat 50 kg Aya kelihatan sangat sexy. eggh,” desisnya.Kuangkat branya. Pikiranku berubah saat itu. Sudah jam 3:15, dan aku tidak memergoki mobil rival sialanku di jalan. Benn.. shhs.. Lalu kurasakan tanganya semakin keras mencengkeram di pantatku. ada yang mau kubicarakan.
