Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Adi kian
bernafsu.“oohh…, teruss…, teruuss…”, Yeni bergetar merasakan kenikmatan itu.Tangannya membimbing tangan Adi dalam meremasi susunya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Yeni yang makin becek.“Ayoo…, makin dalam dalamm”.“Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.“Mau kelluuaarr”Yeni sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Ketika Yeni berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang
muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Belum sempat ia
menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Memberikan kenikmatan ganda.“Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Adi menjilati pentil clitoris Yeni, dengan penuh
semangat.“Aduuhh….. Kakinya di lebarkan.“Kata Adi ini posisi yang disukai Ibu”“Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Yeni menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang
vaginanya dari belakang.“Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Yeni. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka
yang juga muridnya ini.“Lepaskan pakaiannmu
>