Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. ‘Mr. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Penny’ku. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya.Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Penny’ku untuk masuk.Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi.
>