Rupanya kata-kataku yang terakhir ini membuat dia tersadar. Bokep Kulihat badannya yang masih polos itu. Aku berjongkok di atas Fariz. Aku sengaja melakukan oral terlebih dahulu kepada Fariz, supaya nanti saat permainan utama dia tidak cepat ‘keluar’. “Ga buru-buru kan?”, tanyaku lagi. Seperti biasa, aku langsung melepas piyamaku. “Masuk dulu yuk!”, ajakku pada mereka. Fariz mulai menjilati klitorisku dengan lidahnya. “Kamu mau pegang payudara tante?”, tanyaku sambil memgang kedua tangannya dan mengarahkannya ke kedua payudaraku. Sesekali aku berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati remasan tangan Fariz. “Be..belum tan”, jawabnya gugup. “Mau ngapain lo?”, tanya Vina setengah berbisik kepadaku. “Tolong pijitin tante dong, tante pegel nih nyetir dari J”, tanyaku. Nanti tante kasih ongkos pulang” kataku. Fariz tampak terkejut melihatku sedang duduk di toilet, “Ma..maaf tante, saya lupa mengetuk pintu”.
