Ku raba-raba tubuhnya, dia
mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu. Bu Ida yang masih di bawahku
tersenyum. Bokep Lalu jariku
kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari
di dalamnya. Dan rupanya dia senang. “Capek ya..? Menyatu semuanya,
“Aku” keluar Bu”, kataku terengah-engah. luaar..Min..”, rupanya ia orgasme.Puncak kenikmatannya diraihnya di atas tubuhku,
nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan
keenakan yang mencapai klimaknya. Dia semakin bergelincangan. Betapa aku bisa merasakan
kehangatan tubuh bu Ida secara utuh, orang yang selama
ini menjadi majikanku. Dalam posisi ini dia saya
dekap dengan hangatnya. “Ah ibu ada-ada saja”, kataku mengelak walaupun saya
senang mendapat sanjungan. Saya agak membungkuk, karena aku
lebih tinggi. Kami tersenyum
bersama.Sehabis mandi, kuintip lewat jendela kamar, Darti sedang
nyapu halaman depan, kalau aku keluar rumah tidak
mungkin, bisa ketahuan. Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai. Hasrat kelakianku menjadi
bertambah bangkit dan terasa seakan membelah celana
yang saya pakai. “Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas.Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. Akhirnya saya di suruh bu Ida untuk membantu
sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya.
