“Kamar 201 Mas”, katanya sambil menyorongkan kunci kamar. Bokepvip Aku hanya melongo melihat kenekatannya. Tak tahu bagaimana caranya penis yang mulai lemas itu akhirnya terpendam di dalam vagina Ana yang berkedut-kedut, sementara antara sadar dan enggan berdiri, sang penis secara perlahan mulai sadar kembali hingga tak sempat lemas lunglai. Tangan kiriku masih menopang pantatnya, tangan kananku dengan cepat dan sedikit kasar merangsek ke vaginanya. “Heh bukan gitu nanyanya”, kataku. “Ya udah, istirahat aja dulu, besok baru kita jalan-jalan cari ma’em di luar?”
“Mas gak pa-pa?”
“Udah santai aja kalo ama ogut, aku gak sama koq ama co-pil laen yang harus makan barenglah, inilah.., itulah.., capek !”
“Iya deh Mas makasih ya..”
“Yup!”Kututup telepon.., eeehh bunyi lagi.. Ular dipelukanku yang tadi diam dengan tabah kini berkelenjotan dengan panik tapi yang meyebabkanku makin sayang padanya adalah matanya. Aku hanya melongo melihat kenekatannya.
>