Kunaikkan kakiku ke pundaknya supaya suamiku bisa mengocok lebih dalam, aku tidak berani menjerit takut ketahuan, suamiku meremas payudara ku dari luar sambil mengocok dengan keras. Setelah tidak ada lagi semprotannya, suamiku terkulai di atas tubuhku, kembali aku merasakan aroma tubuh yang berbeda di antara keduanya, kuelus punggungnya dan dia mencium keningku, lalu kami berbenah diri kemudian keluar kamar, tak kudapati Dr. “oke kamu
berpakaian seperti biasa, kupanggil suamimu masuk, trust me” katanya lalu kami berpakaian seperti layaknya. Setelah beristirahat sebentar, kami kembali ke ruang prakteknya dan dia memanggil suster untuk mempersilahkan suamiku masuk. Entah apa yang dibicarakan kedua laki laki itu di luar karena aku harus masuk kamar itu untuk ketiga kalinya, entah kali ini dengan yang mana lagi.
>