Seharian ini, aku memang dirundung hujan, dan aku tidak berlari. Jika hujan, tidak ada yang lebih indah selain melihat orang-orang berpayung, melompati genangan air hingga terciprat dan sesekali mengenai pakaian mereka, lalu tiba-tiba ada suara tawa di bawah payung-payung itu. Bokepvip Aku tetap bertahan di tempatku berdiri, tetap menyaksikan anak laki-laki penjual kantong plastik di dekat tiang lampu merah yang juga masih berjualan. Anak itu kembali menyodorkan jualannya, tapi kini cara berdirinya kurang stabil. Beberapa di antara mereka malah lebih menakutkan daripada hantu-hantu yang bergentayangan di rumah-rumah tua. Malam itu tidak hujan tapi bau aspal basah karena hujan tadi sore masih menguar. Di dekat tiang lampu merah, sekitar beberapa meter dari tempatku berdiri, ada seorang anak laki-laki berambut kusut berpakaian kusut menenteng kantong-kantong plastik hitam yang juga kusut. Aku mematung di tempatku berdiri. Pikiranku mendadak kacau. Dia terpelanting. Oleh karenanya, aku betah berdiri berlama-lama di sini. Itu cuma dugaanku. “Kamu tidak perlu melakukan itu.”
“Aku tidak ingin
