Aku berusaha menghindar dari ciuman itu sambil menahan pakaianku agr tak terbuka. Bokepindo Kang Hendi malah mempererat pelukannya. Entah dari mana keberanianku muncul, mulutku langsung menangkap kontolnya. Aku sebenarnya bukanlah satu-satunya wanita pendamping suamiku. Kedua kakiku panjang dan ramping. Pertama seminggu sekali ia mengunjungiku, kemudian sebulan dan terakhir aku sudah tak menghitung lagi entah berapa bulan sekali dia datang kepadaku untuk melepas rindu.Aku tak berani menghubunginya. Kutelusuri mulai dari ujung sampai pangkalnya. pake gituan aja” kataku seraya melirik Kang Hendi sekilas. Gemetar menahan desakan kuat dalam tubuhku. Bahkan dalam mimpipun, aku tak pernah membayangkan sampai sejauh itu.Di situlah aku baru tersadar. Ia memang seorang lelaki yang benar-benar jantan. Aku seakan terpana oleh cumbuannya. Kian lama kian kuat desakannya. Pakaian tidurku entah sudah tercampak dimana. Tenagaku sama sekali tak berarti dibanding kekuatannya. Kalau saja aku tidak ingat akan istrinya, yang merupakan kakakku sendiri.
