Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fitri dan Andri masuk
ke kamar. Pendek kata, akhirnya
kami makan satu meja.Sambil makan, kami mengobrol. Setelah itu kumulai menyodok
Fitri maju mundur.Fitri memang berisik sekali! Nanti Tia bingung lho!”Aku jadi tersadar. Untuk mengistirahatkan
si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fitri.Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fitri mengerang keras. padahal Tia udah siapin makan malem.” Tia kelihatan kecewa.Sebenarnya aku belum makan malam. Tidak hanya itu, Fitri mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga
sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku,
menindih Andri yang sekarang jadi telentang. padahal Tia udah siapin makan malem.” Tia kelihatan kecewa.Sebenarnya aku belum makan malam.
>