Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua kakinya, sehingga selangkangannya terbuka lebar.Terlihat jelas belahan memek Mirna yang hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus. Bokepindo Mendengar pertanyaanku itu, Tante Hana mendorong tubuhku hingga terbaring di Sofa, dan menindih tubuhku lalu kembali berbisik.“Tenang saja! ntar nyesel nunda-nunda kawin…” kata Tante Hana menggodaku.“nyesel kenapa, Tante?” tanyaku.“Dasar anak muda! cuman… Skripsi saya belum selesai.” jawabku agak malu-malu sambil meletakkan kembali gelas teh ke atas meja.“Wah… hampir selesai dong! nnti tnte ksana” bgitulah balasan tante.dengan girang ku balas SMS tante Hana dengan dua kata “OK!” Dengan semangat menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan tubuhku di atas tempat tidur di kamar Mirna, putri semata wayangnya.Dengan rasa tidak sabar, kembali ku berniat untuk mengirim SMS ke tante Hana, tetapi tiba-tiba ku dengar pintu kamar di buka dengan hati-hati, dan ku dengan suara pintu itu kembali di tutup dengan hati-hati.Dalam senyapnya malam yang di hiasi suara titik-titik air sisa hujan
