Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. Aku tahu itu sakit. nikmathh…”Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang itu sambil menjilati kemaluannya sesekali. jadi be.. Dia melihatku menjilati barangnya. janganh…” balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Batang kemaluanku itu kuarahkan ke liang kemaluannya.“Jangann… kumohon tonh… jangan..” serunya tertatih sambil mencengkeram batang kemaluanku.“Aku bersedia memuaskan nafsumu, dengan cara apa saja, asal jangan mengorbankan pusakaku.”“Oh ya? janganh…” balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Aku tahu itu sakit. Kalau dari anus mau nggak?” tantangku.Tapi sebenarnya aku tidak lagi perduli karena kemaluanku sudah minta dihantamkan melesak lubang kemaluannya.“Yah.. kamuu… assiikkh.. Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat.Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempat-tempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya.
>