Tapi dari tempatku berdiri, aku dapat melihat di dalam mini bus itu ada sepasang remaja berciuman. Nanti lecet…”Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang keras, ia jilati melingkar, ke kiri, ke kanan, lalu dengan perlahan ia tekan kepalanya ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin ke dalam mulutnya. “Eh, Mas, Mas Ray! Enakan selingkuh sama kamu. Boleh saya menumpang?” Diana berteriak kepadaku.“Kemana?”
“Rumah. “Bener?”
“Iya. “Ngghh…, ngghh..”Aku pegang batang kemaluanku sebelah tangan dan kemudian kurasakan muncratnya air maniku dengan kencang dan banyak sekali keluar dari batang kemaluanku. Rumah saya di dekat situ juga.”
“Boleh saja.” Kataku, “Tapi katanya mau tetap di sini? “sshh…, sshh…”Lidahnya terkadang keluar sedikit membasahi bibirnya yang sensual. Rumah saya di dekat situ juga.”
“Boleh saja.” Kataku, “Tapi katanya mau tetap di sini? Eh dia lebih galak.”
“Dibalas lagi dong. Kunikmati kecantikan wajahnya. Kami berciuman kembali. Sampai pagi?”. Begadang?”
“Nggak deh. Jadi setelah mengantar materi yang kudapat kepada rekanku yang akan membuat beritanya, aku dan Diana menuju
>